Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya : ilyasweb.com

Halo, pembaca yang budiman! Apa kabar? Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang kerajaan Sriwijaya yang pernah menjadi salah satu kerajaan besar di Nusantara pada masa silam. Namun sayangnya, kerajaan tersebut mengalami masa-masa sulit hingga akhirnya runtuh. So, mari simak bersama-sama, apa yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Sriwijaya.

Apa Itu Kerajaan Sriwijaya?

Sebelum membahas penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya, lebih baik kita memahami terlebih dahulu apa itu kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan yang pernah berdiri pada masa kejayaan Nusantara, tepatnya pada wilayah Sumatera Selatan. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-7 Masehi oleh seorang pangeran dari Kerajaan Kalingga, yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

Selama berabad-abad, kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan menjalin hubungan dengan negara-negara maju seperti India, Srilanka, Cina, dan Arab. Selain itu, kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat kebudayaan dan agama Buddha di Indonesia.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

1. Kehancuran Kota Pendopo

Kota Pendopo menjadi pusat kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaannya. Namun, dalam sejarahnya, kota tersebut pernah dihancurkan oleh musuh-musuh Sriwijaya. Hal ini membuat pusat kekuasaan Sriwijaya bergeser ke Palembang dan akhirnya mengalami penurunan.

2. Serangan dari Laut

Sebagai pusat perdagangan, Kerajaan Sriwijaya sangat rentan terhadap serangan dari laut. Pada abad ke-11 Masehi, kerajaan ini diserang oleh kekuatan-kekuatan dari luar, seperti Jawa, Cina, dan India. Serangan tersebut mengakibatkan kerugian besar bagi Kerajaan Sriwijaya dalam hal ekonomi, militer, dan politik.

3. Penyebaran Islam dan Adopsi Agama Hindu

Penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad ke-13 dan 14 Masehi membuat sebagian masyarakat Sriwijaya beralih keyakinan. Hal ini mempengaruhi kekuatan politik dan kestabilan kerajaan. Selain itu, adopsi agama Hindu juga memperlemah kekuatan kerajaan dalam jangka panjang, karena tidak sejalan dengan agama Buddha yang dianut oleh kerajaan.

4. Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi dapat menjadi penyebab runtuhnya suatu kerajaan. Hal ini terjadi pada Kerajaan Sriwijaya, yang mengalami kemunduran dalam hal perdagangan dan ekonomi pada abad ke-14. Krisis ekonomi mengakibatkan kerajaan tidak mampu mempertahankan perdagangan dan ketahanan ekonominya dan secara bertahap melemah dan runtuh.

5. Pelemahan Tanah Air

Konflik dan persaingan antar kerajaan di Nusantara menyebabkan Sriwijaya melemah. Terutama, konflik antara kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan Melayu yang berpusat di Jambi mengakibatkan Sriwijaya mengalami pelemahan. Konflik ini menyebabkan kerajaan tidak bisa fokus memperkuat dirinya sendiri, sehingga susah untuk bertahan dan tumbuh sebagai sebuah kekuatan besar.

Tabel

No. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
1 Kehancuran Kota Pendopo
2 Serangan dari Laut
3 Penyebaran Islam dan Adopsi Agama Hindu
4 Krisis Ekonomi
5 Pelemahan Tanah Air

FAQ

1. Apa itu Kerajaan Sriwijaya?

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan yang pernah berdiri pada masa kejayaan Nusantara, tepatnya pada wilayah Sumatera Selatan.

2. Siapa pendiri Kerajaan Sriwijaya?

Dapunta Hyang Sri Jayanasa, seorang pangeran dari Kerajaan Kalingga, diduga sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.

3. Mengapa Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara?

Hal ini dikarenakan posisi geografisnya yang strategis dan aksesnya ke jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara India, Cina, dan Kepulauan Nusantara.

4. Apa yang menjadi faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?

Berdasarkan sejarah, ada beberapa faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, yaitu kehancuran Kota Pendopo, serangan dari laut, penyebaran Islam dan adopsi agama Hindu, krisis ekonomi, dan pelemahan tanah air.

5. Apa dampak dari penyebaran agama Islam terhadap Kerajaan Sriwijaya?

Penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad ke-13 dan 14 Masehi membuat sebagian masyarakat Sriwijaya beralih keyakinan. Hal ini mempengaruhi kekuatan politik dan kestabilan kerajaan.

Sumber :